"BOM WAKTU" (BAG.6)
بسم الله الرحمن الرحيم
Indonesia memang terkenal tanahnya subur, gembur, ditanami sayur mayur. Tiap daerah mempunyai varietas unggulan. Di Sumatera melimpah ruah buah durian, duku; di Jawa ada manggis, jeruk, semangka, melon; di Bali ada durian montong, salak bali.
Dengan melimpahnya produksi buah buahan dinusantara, tidak kemudian membuat negeri ini mandiri dalam bidang pangan. Terbukti meskipun dengan melimpahnya buah buahan lokal, buah buahan impor justru membanjiri pasar lokal.
Seharusnya kebijakan pemerintah membatasi barang luar negeri, agar produksi buah dalam negeri terserap pasar secara maksimal, sehingga membuat roda perekonomian bangsa ini berputar.
Memang oknum pejabat dinegeri ini lebih senang melihat bangsa asing lebih maju, ketimbang melihat bangsanya sendiri mapan secara ekonomi. Sangking longgarnya kebijakan barang luar negeri --dari beras, gula, garam, bawang merah, peralatan elektronik, sepeda motor, mobil dan masih banyak lagi produk lainnya, nyaris semua barang tersebut membanjiri pasar kita.
Bangsa ini memang menjadi pasar yang menggiurkan bagi bangsa lain, sebab populasinya yang banyak. Dengan jumlah penduduk 284,4 juta jiwa menyebabkan Indonesia adalah pasar yang menjanjikan.
Akan tetapi jika kondisi ini dibiarkan berlarut larut, akan menyebabkan keruntuhan ekonomi secara bertahap. Terbukti kian hari daya beli masyarakat makin rendah, disebabkan sedikitnya uang yang beredar dibawah. Belum lagi PHK massal dimana mana. Dan ini akan menjadi "bom waktu" jika yang mempunyai kebijakan tidak mengambil langkah langkah strategis dan langkah politis.
Akhir kata ada sebuah hadits dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam terkait kepemimpinan:
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
----------------------------------
● Sabtu, 19 Dzulqoidah 1446 H./17 Mei 2025
Komentar
Posting Komentar