PERJALANAN BERSAMA AL QUR'AN (BAG.4)

بسم الله الرحمن الرحيم

"Sepi ing pamrih, rame ing gawe" dalam bahasa Jawa. Ungkapan ini memiliki makna filosofis tentang semangat kerja keras dan keikhlasan dalam melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. 
Lebih detailnya, "sepi ing pamrih" mengacu pada sikap atau tindakan yang tidak mengharapkan imbalan atau pujian, sementara "rame ing gawe" berarti melakukan pekerjaan atau tugas dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat.

   Filosofi tersebut sangat melekat padanya. Tidak ingin tenar, terkenal, mengharapkan pujian dari amalnya. Bahkan yang luar biasa adalah beliau rela merogoh uang pribadi yang jumlahnya tidak sedikit; untuk membeli sebuah mobil sebagai sarana antar jemput santri binaan, dari asrama pondok kesekolah.

  Kata ikhlas sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Yang sangat jarang kita temui pada diri seseorang hari ini. Banyak orang menjadikan pekerjaan, jabatan hanya untuk mengeruk keuntungan dunia. Bahkan yang miris banyak oknum pejabat yang mengorbankan kepentingan masyarakat dan umat untuk memperkaya diri dan kelompoknya.

    Mukhlas adalah kalimat yang tepat untuk beliau. Keikhlasannya dalam beramal sudah diluar rata rata manusia kebanyakan. Sangking semangatnya beliau dalam berdakwah sehingga membuatnya prihatin ketika melihat jamaah sholat dimasjid sepi. Dan ini yang menggerakkan segenap jiwa dan pikirannya, jika generasi yang tua sekarang kurang bagus agamanya, mungkin santri santri yang masih kecil ini akan menjadi penerus dakwah islam ini. Memang dalam sekelompok umat ini harus ada yang senantiasa menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Sebagaimana termaktub dalam Al Qur'an:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron : 104)

   Memang Islam sangat membutuhkan pengemban dakwah yang ikhlas, berani berkorban, tangguh dan memahami medan dakwah. Jika semua karakter tersebut melekat pada seorang da'i niscaya kemenangan dan kebangkitan islam ini semakin dekat.

    Kita ikut berjuang atau tidak berjuang islam pasti menang, sebab itu sudah dijanjikan Allah Azza Wa Jalla kepada Rasul-Nya. 

كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِىٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌ

Artinya: Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS Al Mujadalah : 21)

   Maka akan sangat merugi jika seseorang berpangku tangan, ketika melihat Islam dan kaum muslimin pada hari ini lemah dan dikalahkan oleh orang kafir dan musyrik. Maka sekaranglah saatnya kita ambil bagian dari perjuangan ini. Bagi yang 'alim sebarkan ilmu dien ini seluas luasnya untuk kejayaan Islam; bagi yang berharta berilah infaq yang terbaik untuk dienul Islam ini; bagi aktivis muslim bersemangatlah dalam mengemban risalah ini, agar Islam dan kaum muslimin menjadi pemenang diatas semua agama didunia ini.

اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، سَرِيعَ الْحِسَابِ، اهْزِمِ الأَحْزَابَ، اللَّهُمَّ اهزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ

“Ya Allah yang menurunkan kitab, Maha cepat perhitungan-Nya, hancurkanlah pasukan-pasukan (musuh), Ya Allah kalahkanlah mereka dan goyahkanlah mereka.” (HR: Muslim 3/1362 no.1742).
----------------------------------------
● Kalianyar Bangil 19 Dzulqoidah 1446 H./ Sabtu 17 Mei 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEUKIMIA DIDEPAN MATA (BAG.3)

GADGET DAN ANAK MUDA (BAG.2)

PENGARUH MAKANAN TIDAK SEHAT (BAG.2)