AKHLAK SEORANG MUKMIN
، فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» ، قَالَ: فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ»
Artinya: Dari sahabat Ibnu Umar bahwasannya ia berkata: Dahulu aku bersama Rasulullah maka seseorang dari kaum anshor mendatangi beliau dan mengucapkan salam. Kemudian berkata: ‘Yaa Rasulullah! Mukmin mana yang paling afdal?’ Rasulullah bersabda: “Yang paling baik akhlaknya.” Dia berkata lagi, ‘Mukmin mana yang paling cerdas?’ Rasulullah bersaba: “Yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik mempersiapkan untuk setelah kematian, mereka itulah yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah. No. 4259
Hadis ini merupakan salah satu dari sekia banyak hadis yang menunjukan keutamaan akhlak yang mulia, dalam hadis ini Nabi menjawab pertanyaan salah seorang sahabat tentang siapakah yang paling mulia di kalangan orang-orang mukmin maka beliau bersabda, mukmin terbaik adalah yang paling baik akhlaknya. Dalam riwayat lain beliau bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Artinya: “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Abu Dawud)
Nabi Muhammad menjadikan akhlak mulia sebagai parameter keimanan seseorang, semakin baik akhlak seseorang maka semakin baik pula imannya. Nabi Muhammad merupakan contoh terbaik dalam meneladani akhlak yang mulia. Allah memujinya dalam firman-Nya:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak mulia” (Al-Qalam: 4)
Bahkan tujuan Nabi diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam adabul mufrad, dan Al-Baihaqi)
Dalam hadis yang lain, Nabi Muhammad mendefinisikan bahwa kebajikan adalah akhlak yang mulia. Dalam hadis An-Nawwas bin Sam’an, saat itu ia radiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah tentang kebajikan dan dosa. Maka Rasulullah pun menjawab, “kebajikan adalah akhlak yang mulia” (HR. Muslim no. 2553). Dari semua kebajikan dan kebaikan yang ada, Rasulullah mengkhususkan penyebutan akhlak yang mulia, hal ini menunjukkan akan keutamaan dan keistimewaan akhlak yang mulia .
Maka tak heran banyak sekali dalil syariat yang menunjukkan akan keutamaan dan keagungan akhlak yang mulia, diantaranya Nabi mengabarkan bahwa salah satu yang paling berat timbangan kebaikan seseorang adalah akhlak yang mulia.
مَا مِنْ شَيءٍ أَثْقَلُ في ميزَانِ المُؤمِنِ يَومَ القِيامة مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ
Artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat pada timbangan (kebaikan) seorang mukmin di hari kiamat melebihi akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi dan ia berkata hadis ini hasan sahih)
Komentar
Posting Komentar