MATERI THIBBUN NABAWI 2

■ KITAB ZA'ADUL MA'AD ● IBNUL QOYYIM AL JAUZIAH.

PERINTAH UNTUK BEROBAT

   Dalam Shahih Al-Bukhari tercantum sebuah hadits yang dikutip dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ًمَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاء

   “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari, no. 5354)

    Disebutkan juga dalam Shahih Muslim, dari Jabir bin ‘Abdillah, ia menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِلِكُلِّ دَاءِ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِاِذْنِ الله 

   “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.” (HR. Muslim, no. 2204)

   Disebutkan pula dalam Musnad Imam Ahmad, dari Usamah bin Syarik, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُإِنَّ اللهَ لَمْ يُنْزِل دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَه

"Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain.” (HR. Ahmad, 4:278, Sanad hadits ini sahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, juga ada hadits dari Ibnu Mas’ud)

Dalam lafaz lain disebutkan,

إن الله لم يضع داء إلا وضع له شفاء أو دواء إلا داء واحدا قالوا يا رسول الله ما هو قال الهرم

   "Sungguh, Allah tidak meletakkan penyakit, melainkan Allah juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Penyakit apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pikun.” Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini sahih. (HR. Tirmidzi, hasan sahih)

  Dalil-dalil tersebut mencakup semua penyakit yang terdapat di hati, ruh, dan badan. Ia mencakup semua obat dari tiap-tiap penyakit tersebut.

    Beliau pernah didatangi beberapa orang badui, seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami harus berobat?" Beliau menjawab, “Benar wahai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan juga menciptakan penyembuh kecuali satu penyakit saja.”
“Apa itu?” Mereka bertanya.
Beliau menjawab, “Ketuaan.”
     Allah telah menetapkan sebab dan akibat. Siapa yang memperhatikan Penciptaan hal hal yang saling berlawanan di alam ini, yang satu melawan lain, yang satu menolak yang lain, yang satu bisa bercampur dengan yang lain,tentu dia akan mengetahui kesempurnaan ketentuan dan hikmah Allah Azza Wa Jalla.

   Di berbagai hadits shahih telah disebutkan perintah untuk berobat, dan hal ini tidak bertentangan dengan tawakal. seperti halnya menolak rasa lapar, haus,panas atau dingin dengan hal-hal yang berlawanan dengannya. Bahkan tauhid tidak dianggap sempurna kecuali dengan memperhatikan sebab yang telah ditetapkan Allah dan yang sesuai dengannya. Mengabaikan sebab ini justru bisa dianggap mengotori tawakal itu sendiri. Alasan orang menolak berobat, karena penyakit itu merupakan ketentuan takdir dari Allah. Alasan seperti ini pula yang dinyatakan orang-orang yang menolak dan mengingkari kebenaran, sebagaimana firman Allah:

سَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكْنَا وَلَآ اٰبَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍۗ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتّٰى ذَاقُوْا بَأْسَنَاۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوْهُ لَنَاۗ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَخْرُصُوْنَ ۝١٤٨

     Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun.” Seperti itu pula orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan azab Kami. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah kamu mempunyai dalil yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka dan kamu hanya mengira-ngira.”[QS Al An'am : 148]

Tuntunan Rasulullah tentang Makan Secukupnya dan Beberapa Aturan Yang Harus Diperhatikan dalam Makan dan Minum

    Di dalam Al-Musnad disebutkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam,beliau bersabda,

عن المِقْدَام بن مَعْدِي كَرِبَ رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «ما مَلَأ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا من بطن، بِحَسْبِ ابن آدم أُكُلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَه،ُ فإن كان لا مَحَالةَ، فَثُلُثٌ لطعامه، وثلث لشرابه، وثلث لِنَفَسِهِ».  
[صحيح] - [رواه الترمذي وابن ماجه وأحمد]

   “Tidaklah anak keturunan Adam memenuhi bejana yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah anak Adam itu beberapa suapan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Kalau memang harus berbuat, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk napasnya.”

   Di antara macam-macam penyakit adalah yang bersifat materil, yang muncul karena materi yang berlebihan di dalam badan, sehingga mengganggu kerjanya yang bersifat alami. Makanan masuk ke dalam tubuh sebelum pencernakan yang awal selesai. Jika seseorang terbiasa dengan hal ini, maka akan menimbulkan berbagai macam penyakit.

   Tingkatan makanan itu ada tiga macam: Menurut kebutuhan,  cukup dan berlebih. Maka beliau mengabarkan, bahwa baginya cukup beberapa suapan saja yang bisa menegakkan tulang punggungnya, agar kekuatannya tidak melorot. Makanan itu mengisi sepertiga bagian perutnya, membiarkan sepertiga bagian lagi untuk air dan sepertiga lagi untuk napas. Inilah yang paling bermanfaat bagi badan dan hati.Jika makanan terlalu banyak, bagian untuk air menjadi berkurang, begitu pula bagian untuk napas.Hal ini berlaku untuk perbuatan secara terus menerus.Jika dilakukan jarang jarang,tidak apa apa.Kekuatan badan bukan karena makan berlebih,tapi menurut kada makanan yang bisa diterimanya.

    Karena di dalam badan manusia itu ada unsur tanah, unsur udara,unsur air, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membagi makanan minuman dan napasnya dalam tiga bagian. Lalu bagaimana dengan unsur api: Ada yang mengatakan, di dalam badan manusia tidak ada unsur api, dan yang jain mengatakan, di dalam tubuh manusia ada unsur api. 

    Adapun pengobatan yang dilakukan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap penyakit ada tiga macam: Dengan obat-obat alami, dengan penyembuhan Ilahy, dan dengan dua cara ini secara bersama-sama. Kami awali dengan penyembuhan dengan obat-obat alami seperti yang telah dijelaskan dan juga dipergunakan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEUKIMIA DIDEPAN MATA (BAG.3)

GADGET DAN ANAK MUDA (BAG.2)

PENGARUH MAKANAN TIDAK SEHAT (BAG.2)