RIBA MAKIN MENGGURITA

📝 Kurniaw4n_85

بسم الله الرحمن الرحيم

    Riba makin menggurita, bagaimana tidak sekarang tidak perlu datang kekantor bank untuk meminjam uang. Sales bank titil bertebaran diseluruh pelosok desa maupun kota. Ada saudara berbisnis bidang otomotif, dari mulai pembangunan gedung buat bengkelnya tempat bekerja; peralatan yang akan dipersiapkan yang nilainya ratusan juta, itu semua diambilkan dari uang bank.

   Sampai sekarang usahanya memang terlihat maju, bahkan pihak bank sangat senang disebabkan pembayarannya lancar tidak pernah terlambat dan menunggak. Bahkan sebelum hutangnya lunas kabarnya sudah ditambah lagi hutang sampai senilai satu miliard lebih.

   Kisah diatas adalah sebagian cerita bagaimana pihak bank begitu bersemangat untuk mencari nasabah untuk melanggengkan usahanya, dengan berbagai cara. Saya juga  pernah mendapati bagaimana masifnya gadis gadis muda mencari nasabah sampai kekampung dan gang gang kecil.

    Mungkin ini salah satu sebab kenapa masyarakat kita tidak mendapatkan keberkahan dari negeri yang katanya "gemah ripah loh jinawi".

    "Gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo" merupakan peribahasa Jawa yang memiliki makna tentang kondisi masyarakat yang subur, makmur, tentram, dan sejahtera.
Gemah Ripah Loh Jinawi: Menggambarkan kondisi masyarakat dan wilayah yang subur dan makmur, seperti tanah yang subur dan berlimpah hasil panennya.
Toto Tentrem Kerto Raharjo: Menggambarkan kondisi masyarakat yang tertib, tentram, dan sejahtera.
Singkatnya, peribahasa ini mewakili cita-cita masyarakat Jawa untuk mencapai keadaan yang harmonis, sejahtera, dan subur. 

   Nyatanya kondisi masyakat kita kian hari jauh dari kata makmur. Gelandangan, kemiskinan, kesenjangan sosial makin menganga. Riba makin menggurita merupakan salah satu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kondisi pada hari ini. Saya pernah ditanya seseorang apa hukumnya menyewakan rumah kepada pihak bank konvesional. Tapi beliau berkata bahwa rumahnya sudah dibayar sewa selama dua tahun oleh bank tersebut. Inilah salah satu gambaran ketika seseorang beramal tanpa ilmu. "Lah iyo wes disewakno nang bank,wes dibayar kok kaet takon hukume opo?"

   Padahal orang beriman akan selalu melandaskan amalnya dengan ilmu. Karena "Al Ilmu Qoblal Qoul Wa Amal". Dalam kitab shahihnya, Imam Bukhari mengatakan:

بَابٌ العِلمُ قَبلَ القَولِ وَالعَمَلِ

“Bab: Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan”

(Shahih al-Bukhari, kitab: al-Ilmu, bab al ilmu qabla al-qoul wa al amal)

    Riba semakin menggurita, bergerak, bergerilya, membuat jaringan seluas mungkin. Apakah memang sudah "sekronis" inikah penyakit umat ini? Dosa riba dianggap hal yang lumrah dan biasa. Menjamurnya bank titil mengindikasikan bahwa masyarakat pada hari ini lekat sekali dengan praktek ribawi. Padahal ada gambaran hadits yang sangat menyedihkan bagi pemakan riba.

Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menuturkan ‘kunjungannya’ ke neraka,

فَأَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ – حَسِبْتُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ – أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ ، وَإِذَا فِى النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ يَسْبَحُ ، وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً ، وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ ، ثُمَّ يَأْتِى ذَلِكَ الَّذِى قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ الْحِجَارَةَ فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا فَيَنْطَلِقُ يَسْبَحُ ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ ، كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيْهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلْقَمَهُ حَجَرًا – قَالَ – قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَانِ قَالَ قَالاَ لِى انْطَلِقِ انْطَلِقْ

“Kami mendatangi sungai yang airnya merah seperti darah. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang yang berenang di dalamnya, dan di tepi sungai ada orang yang mengumpulkan batu banyak sekali. Lalu orang yang berenang itu mendatangi orang yang telah mengumpulkan batu, sembari membuka mulutnya dan orang yang mengumpulkan batu tadi akhirnya menyuapi batu ke dalam mulutnya. Orang yang berenang tersebut akhirnya pergi menjauh sambil berenang. Kemudian ia kembali lagi pada orang yang mengumpulkan batu. Setiap ia kembali, ia membuka mulutnya lantas disuapi batu ke dalam mulutnya. Aku berkata kepada keduanya, “Apa yang sedang mereka lakukan berdua?” Mereka berdua berkata kepadaku, “Berangkatlah, berangkatlah.” Maka kami pun berangkat.”

Dalam lanjutan hadits disebutkan,

وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِى النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا

“Adapun orang yang datang dan berenang di sungai lalu disuapi batu, itulah pemakan riba.” (HR. Bukhari, no. 7047)

   Ya Allah jauhkanlah kami dari praktek ribawi. Dan cukupkanlah hati kami dengan praktek perdagangan yang telah dicontohkan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
----------------------------------------
● Bangil, 21.30 25 Syawal 1446 H./24 April 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEUKIMIA DIDEPAN MATA (BAG.3)

GADGET DAN ANAK MUDA (BAG.2)

PENGARUH MAKANAN TIDAK SEHAT (BAG.2)