TENGGELAM DALAM KEGELAPAN DUNIA(BAG.2)
Satu ketika saya pernah menterapi warga didaerah Pasuruan Jawa Timur. Saat proses terapi beliau banyak bercerita tentang awal kali memulai usaha. Saya bertanya: "Sejak tahun berapa merintis usaha ini pak?" "Kurang lebih dua puluh tahun berjalan saya menggeluti usaha ini ,ujar beliau."
Sekarang bisnis dagang beliau semakin menggurita dari hulu sampai hilir dikelola secara rapi dan sistematis. Sudah ada tiga puluh kandang yang menjadi mitranya, warung, depot, bahkan catering banyak yang menjadi langganan. Sangking mengguritanya bisnisnya sampai merambah keluar pulau.
"Sekarang sudah punya karyawan berapa pak?" "Total ada empat puluh karyawan dengan tiga divisi." Sampai divisi pemeliharaan peralatan beliau sudah siapkan. Usahanya berdiri diatas tanah seluas 750 persegi full bangunan. Ini semua terwujud berkat kemudahan dari Allah Azza Wa Jalla serta kegigihan beliau dalam bekerja.
"Pernah mengisi seminar pak?" "Pernah mas, kapan hari diundang Plt. Bupati Pasuruan untuk memotivasi pegawai yang akan menjalani purna tugas. "Kebetulan saya termasuk salah satu mitra bank, jadi direkomendasikan untuk mengisi seminar tersebut."
Sejenak saya berfikir makna mitra bank, pengalaman kawan saya sendiri menjadi mitra bank dua puluh lima tahun lebih sekarang usahanya malah semakin merosot. Terakhir rumahnya dijual itupun masih belum meunasi hutangnya. Memang benar ketika Allah Azza Wa Jalla berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS. Al Baqarah: 276)
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Allah memberitakan bahwa Dia menghapuskan riba dan melenyapkannya. Terkadang caranya dengan melenyapkan riba secara keseluruhan dari tangan pelakunya. Terkadang pula dengan mencabut berkah hartanya sehingga ia tidak bisa memanfaatkannya melainkan menghilangkannya di dunia dan kelak di hari kiamat Dia akan menyiksanya.”
Lalu Ibnu Katsir mengetengahkan atsar Ibnu Mas’ud radhiyalahu ‘anhu: “Riba itu sekalipun banyak, pada akhirnya berakibat menyusut.”
Semoga kita bisa menjaga diri dari perbuatan ribawi dengan segala macam bentuknya pada hari ini. Sebab jika kita tidak mau belajar tentang hal tersebut niscaya seseorang akan terjerembab dalam akad ribawi.
رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.” (Q.S Al-Kahfi: 10).
----------------------------------------
● Bangil, 14.45 25 Syawal 1446 H./24 April 2025
Komentar
Posting Komentar