PETA JALAN KEHIDUPAN



بسم الله الرحمن الرحيم

📝 Kurniaw4n_85

Kesiapan masyarakat untuk menerima islam sebagai satu satunya dien adalah keniscayaan. Kalau dien hanya dimaknai agama, maka yang terjadi adalah islam hanya difahami sebagai agama  ritual, ceremonial, dan tradisi. Islam lebih luas dari apa yang difahami khalayak ramai saat ini. Islam adalah mencakup ideologi, politik, sosial, pertahanan dan keamanan; islam mengatur urusan kamar mandi sampai mengurus negeri, islam mengatur urusan makan sampai pemerintahan, islam mengatur urusan rumah tangga sampai mengatur urusan negara.

   Islam saat ini hanya ditempatkan disurau, masjid, musholla, dan tempat tempat ibadah. Islam beribadah dibiarkan; berbicara ekonomi maka awasi; jika ada yang berbicara politik habisi sampai akar akarnya--Perdana Menteri Muhamad Natsir.

    Jauh sebelum negeri ini bersepakat untuk mendirikan negara yang berbentuk republik, masyarakat nusantara sudah terbiasa hidup menjalankan syariat islam dalam bingkai kerajaan Islam, Kesultanan Islam. Ketika republik ini berdiri seolah olah islam menjadi asing, bagaimana tidak asing; jika ada satu anggota dewan yang punya cita cita menegakkan syariat Islam langsung 'dihabisi.'

  Islam adalah cara hidup; islam adalah pedoman hidup; islam ada guidence(petunjuk), islam adalah road map(peta jalan) dalam menjalani kehidupan. Jika sepeda motor saja ada panduan bagaimana perawatannya dan kapan penggantian suku cadang, apalagi kehidupan manusia juga sangat membutuhkan buku panduan dalam menjalaninya. Kehidupan manusia lebih kompleks dari urusan mesin yang tidak mempunyai akal dan hawa nafsu; jika pemilik motor/mesin saja tidak mentaati buku petunjuk perawatan mesin--kapan  penggantian oli dan lain lain tentu akan  terjadi kerusakan; apalagi manusia yang memiliki akal dan hawa nafsu tentu lebih  membutuhkan petunjuk, yaitu Al Qur'an dan As Sunnah.

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰم

Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah hanyalah islam.[Ali Imron:19]

   Allah memberitakan, ”Sesungguhnya agama (yang di ridhai) di sisi Allah,” maksudnya, agama yang mana Allah tidak memiliki agama selainnya dan tidak diterima selainya adalah, ”Islam,” yang artinya, ketundukan kepada Allah semata, secara batin maupun lahir dengan apa yang di syariatkanNya melalui lisan Rasul-rasulNya, Allah berfirman :
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." QS-Ali Imran: 85

   Maka barangsiapa yang beragama selain agama islam, maka hakikatnya dia tidak beragama untuk Allah. Karena ia tidak menempuh jalan yang di syariatkanNya melalui lisan rasul-rasulNya.[1]

    Maka penting bagi seorang da'i, mubaligh, para ustadz, para kiyai, dan para alim ulama', menyampaikan kepada umat bahwa islam ini bukan hanya agama ritual tetapi lebih dari itu. Islam akan menjadi agama rahmatan lil alamin, jika dipraktekkan seluruh isi dan kandungannya. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 208)

Ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam dan teman-temannya dari kalangan Yahudi yang sudah masuk Islam mereka masih mengagungkan hari Sabtu dan tidak mau makan daging unta. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, hari Sabtu  adalah hari yang kami agungkan, maka biarkan kami tetap menjaga perintah hari Sabtu. Taurat adalah kitabullah, maka biarkan kami mengamalkan ajarannya pada malam hari,” maka turunlah ayat di atas.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab pernah terlihat oleh Rasulullah ﷺ membawa kitab Taurat, maka beliau memarahinya dan bersabda, “Seandainya Musa hidup sekarang, pasti dia mengikutiku.”  Hal ini dikuatkan dengan hadist Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- مرفوعًا: «والذي نفسُ مُحمَّد بيدِه، لا يسمعُ بي أحدٌ من هذه الأمة يهوديٌّ، ولا نصرانيٌّ، ثم يموتُ ولم يؤمن بالذي أُرْسِلتُ به، إلَّا كان مِن أصحاب النار

“Demi yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah umat ini mendengar tentang kedatanganku sebagai Nabi dan Rasul baik itu Yahudi maupun Nasrani, kemudian mati dalam keadaan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya (Al-Quran ) kecuali dia termasuk ahli neraka.”  (HR: Muslim)

Allah mengecam orang-orang Yahudi yang mengambil ajaran taurat setengah dan meninggalkan setengahnya sesuai dengan kepentingan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ثُمَّ اَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تَقْتُلُوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُوْنَ فَرِيْقًا مِّنْكُمْ مِّنْ دِيَارِهِمْۖ تَظٰهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۗ وَاِنْ يَّأْتُوْكُمْ اُسٰرٰى تُفٰدُوْهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ اِخْرَاجُهُمْ ۗ اَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍۚ فَمَا جَزَاۤءُ مَنْ يَّفْعَلُ ذٰلِكَ مِنْكُمْ اِلَّا خِزْيٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُرَدُّوْنَ اِلٰٓى اَشَدِّ الْعَذَابِۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

“Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu), dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Dan jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”  (QS: Al-Baqarah [2]:  85).

Ayat di atas diturunkan tentang perbuatan Yahudi, tetapi berlaku juga untuk umat Islam yang berbuat seperti perbuatan mereka. Yaitu mengambil sebagian dari ajaran Islam yang sesuai dengan selera mereka dan meninggalkan sebagian yang lain sesuai dengan kepentingan mereka.
--------------------------------------
○ Pasar Porong Sidoarjo, Selasa 7 Dzulqoidah 1446 H./6 Mei 2025

● Catatan Kaki:

1.Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEUKIMIA DIDEPAN MATA (BAG.3)

GADGET DAN ANAK MUDA (BAG.2)

PENGARUH MAKANAN TIDAK SEHAT (BAG.2)