TAJAMNYA LIDAH
بسم الله الرحمن الرحيم
Lidah memang tak bertulang, akan tetapi bisa menjadi lebih tajam dari pedang jika pemiliknya tidak bisa mengendalikan. Lidah memang tidak bertulang tetapi banyak perkelahian, tawuran, bahkan pertumpahan darah disebabkan lidah.
Lidah memang tidak bertulang, tetapi luka yang ditimbulkan bisa lebih lama dari sayatan pedang. Lidah memang tidak bertulang, makanya dalam banyak hadits Nabi Muhammad banyak berpesan:
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari [1]ganguan lisan dan tangannya”
إِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيِّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرً قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah orang muslim yang paling baik ? ’Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.[2]
Begitu pentingnya menjaga lisan sehingga dihadits yang lain Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, mengkaitkan perkataan dari lisan dengan iman kepada hari akhir.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”
Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.
Semoga Allah Azza Wa Jalla, menjaga lisan ini dari menyakiti hati orang lain, berkata buruk, berkata kasar dan semua perkataan jelek lainnya. Serta membimbing hati, pikiran dan lisan ini kepada petunjuk-Nya.
رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.” (Q.S Al-Kahfi: 10).
---------------------------------------
● Ahad, 12 Dzulqoidah 1446 H./ 11 Mei 2025
--------------------
Catatan Kaki:
1. Hadits diriwayatkan oleh Muslim no.64.
2.Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir hadits no. 65
Komentar
Posting Komentar